Bagaimana Kompas.id Meningkatkan Performa Saya di Kantor

Saya bekerja sebagai manajer pemasaran di perusahaan swasta di Jakarta. Dalam pekerjaan saya, kerap saya berhadapan dengan bos-bos besar. Juga perintis usaha yang cemerlang kariernya. Kadang saya bertanya dalam hati, mereka bacanya apa?

Saya perhatikan, umumnya tiap hari mereka menyempatkan diri membaca berita dan informasi serius. Kelas berat semua. Tidak ada gosip. Apalagi hoaks. Mereka tidak punya waktu untuk itu. Dan ada kredibilitas diri yang harus mereka rawat.

Lalu pertanyaan saya berlanjut. Masih dalam hati, tentu saja. Mereka sukses karena bacaannya kelas berat, atau sebaliknya, karena mereka sukses maka bacaannya jadi harus kelas berat? Sejujurnya, sampai hari ini saya tidak tahu mana jawaban yang betul.

Saya sendiri berlangganan Kompas.id sejak Oktober 2021. Sebelumnya, sehari-hari saya baca koran dan website berita lain, sambung putus saja. Namun sejak langganan Kompas.id, kebiasaan baca berita saya berubah. Begitu juga wawasan saya. Semakin luas.

Kejadian yang semula saya kira tidak ada kaitannya, ternyata saling mengait. El Nino bikin gagal panen padi di seluruh dunia. Akibatnya harga beras terus melambung hingga hari ini. Gen Z makin tertekan karena banyak biaya ini itu sehingga sebagian besar menggantungkan hidup pada orangtua mereka. Sementara generasi di atasnya tak kalah runyam. Terjepit banyak kebutuhan pengeluaran keluarga sampai memproklamirkan diri sebagai Generasi Sandwich. Akibatnya jelas: kemampuan belanja mereka anjlok. Harga produk dan jasa pun harus disesuaikan kalau mau diserap pasar. Bagi saya yang bekerja di bidang pemasaran, memahami tren dan perubahan sosial seperti itu adalah kunci sukses menyusun sebuah upaya pemasaran.

Saya duga, itu jugalah alasan kenapa bos besar dan perintis usaha sukses yang kerap saya hadapi menyempatkan diri membaca berita dan informasi serius. Demi merawat ketajaman intuisi mereka. Untuk kepentingan profesi, bisnis, atau pengembangan diri sebagai manusia seutuhnya.

Anda tidak perlu komitmen jangka panjang. Coba dulu langganan sebulan. Hanya Rp50.000. Kalau tiap hari Anda baca 2 berita utama saja, artinya per berita Anda hanya bayar tak sampai seribu rupiah. Jelas harga yang sangat murah.